Minggu, 14 Desember 2008

Skala Brak, Asal Muasal Orang Lampung


Sekala Beghak, artinya tetesan yang mulia. Boleh jadi, kawasan ini dianggap sebagai kawasan tempat lahir dan hidup orang-orang mulia keturunan orang mulia pula. Sekala Beghak adalah kawasan di lereng Gunung Pesagi (2.262 m dpl), gunung tertinggi di Lampung. Kalau membaca peta daerah Lampung sekarang, Sekala Beghak masuk Kabupaten Lampung Barat. Pusat kerajaannya di sekitar Kecamatan Batu Brak, Kecamatan Sukau, Kecamatan Belalau, dan Kecamatan Balik Bukit. Di Lereng Gunung Pesagi itulah diyakini sebagai pusat Kerajaan Sekala Beghak yang menjadi pula asal usul suku bangsa Lampung.

Pengelana Tiongkok, I Tsing, pernah menyinggahi tempat ini, dan ia menyebut daerah ini sebagai “To Lang Pohwang”. Kata To Lang Pohwang berasal dari bahasa Hokian yang bermakna ‘orang atas’. Orang atas banyak diartikan, orang-orang yang berada atau tinggal di atas (lereng pegunungan, tempat yang tinggi). Dengan demikian penyebutan I Tsing “To Lang Pohwang” memiliki kesamaan makna dengan kata “anjak ampung”, sama-sama berarti orang yang berada atau tinggal di atas. Sedang atas yang dimaksud adalah Gunung Pesagi. (Sumber Paksi Buay Pernong Paksi Pak Sekala Brak)

4 komentar:

coy kagungan mengatakan...

Assalamualaikum... Salam kenal Puakhi.. Sikindua Tukhut hanjak khik apresiasi ngebaca tulisan puakhi. Cuma wat sai Sikindua lulih masalah "SKALA BEKHAK" Sai Tiucakko "SKALA BEKHAK" Apikah sunyinni Paksi Pak (Buay Belunguh, Buai Pernong, Buai Bujalan di Way & Buay Nyerupa) Atau ikah salah sai Buay Gawoh (Buay Pernong). Sikindua ikah sappai Tamat SD Tinggal di Giham (Tumbai kec Belalau)Tekhimakasih semakungni.. #Coy Kagungan-Jkt.

Koni mengatakan...

Menurut sumber sai sikindua baca. asal usul bangsa Lampung adalah dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang letaknya di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif kini berada di Kabupaten Lampung Barat. Dari dataran Sekala Brak inilah bangsa Lampung menyebar ke setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu Way Komring, Way Kanan, Way Semangka, Way Seputih, Way Sekampung dan Way Tulang Bawang beserta anak sungainya, sehingga meliputi dataran Lampung dan Palembang serta Pantai Banten. Ki ngasi pandai puakhi jak Giham asalna jak ipa? mana sekindua waktu lunik pernah tinggal di Pampangan. Asal sikindua jak Pekon bakhu tinggal di bengkulu.

Andi Batu-Brak mengatakan...

yu khadu lumayan pas kidang makung pas mna lamban belalau wat hubunganna

Anonim mengatakan...

Mulanya ada Kerajaan Sekala Begha adalah karena adanya empat persekutuan klan besar : Klan Belalau (tumi), Klan kenyangan, Klan Minanga dan Klan Jelma Daya.. Yang diketuai oleh Klan Tumi.. Empat Klan (Buay) ini menyebar Keturunannya sampai ke way Komering dan Lampung.. Di komering tepatnya di Minanga, mereka mendirikan kerajaan Sriwijaya.. Sampai Sriwijaya berkembang dalam beberapa kurun abad.. Keturunannya sudah menyebar kemana-mana (jambi, jawa, dan sumbagsel termasuk lampung)..

Ketika sriwijaya runtuh akibat serangan dari Kerajaan Cola Mandala India, terdapat bajak laut dari Cina menguasai Palembang dan bergerak menuju hulu sungai Way Komering (Danau ranau) di mana di tempat tersebut masih berdiri Kerajaan persekutuan "Sekala Begha", maka di bentuklah kembali empat Paksi di daerah Krui guna menghalau serangan bajak laut yg datang dari Laut tsbt.. Paksi tersebut bernama "Tongkok Pedang" yang diambil dari nama seorang pemimpinnya "Puyang Tongkok Pedang" yang makamnya sekarang ada di Komering.. Terdiri dari Klan Semenguk (Belalau), Klan Bulan (Kenyangan), Klan Nuwat (Ranau), dan Klan Aji (Komering-Jelma Daya)..

Seiring dengan itu, terjadi penyebaran agama islam di pedalaman Sumbagsel.. Diantaranya Empat Klan Paksi tersebut sudah memeluk Islam.. Namun tidak dengan Ratu di Belalau yang bernama "Ratu Sekarmong".. Yang masih Kerabat Empat Paksi terutama Klan Semenguk dari Bedudu Belalau.. Pada masa tersebut datang Umpu Belunguh dari Pagaruyung bermaksud menyebarkan Islam di Bumi Sekala Bekhak.. Terjadi Konflik dalam pengislaman dalam Kerajaan Sekala Begha.. Penengah pertikaian tersebut adalah ulama-ulama dari Klan semenguk (Buay pertama masuk Islam).. akan tetapi perundingan tersebut mengalami jalan buntu, dan ratu sekarmong di ungsikan di Jerambai Bedudu (daerah Klan Semenguk).. Dengan berat hati, Ratu sekarmong dipaksa menyerahkan kekuasan daerah Belalu kepada Umpu belunguh yang sudah mengambil istri Putri Sindi (anak perempuan Ratu Sekarmong).. Maka dengan keputusan tersebut, sebagian keturunan kerajaan Sekala Begha dari 4 klan tersebut dan saudara-saudara dari perkawinan dg klan pendatang pindah ke beberapa daerah di lampung mengikuti sungai (way) dan Laut..

Kekuasaan Belalau diambil Umpu Belunguh, kekuasan Kenyangan diambil umpu Pernong, Kekuasaan Darah Putih (Sukau) diambil umpu nyerupa dan kekuasan di balik bukit diambil umpu lapah di way..

Maka berdiri empat paksi baru dari Klan pendatang dari pagaruyung (PAKSI PAK SEKALA BEKHA)..

Sedangkan menegenai asal-usul "SAI BATIN" adalah ketika Raja Lampung yang Hindu telah mengucapkan dua kalimat syahadat (masuk islam) oleh ulama-ulama buay Semenguk, maka dijabatlah tangan Raja tersebut dan dirangkul seraya berkata " GANTA KHAM KHADU SAI BATIN" yang artinya "SEKARANG KITA SUDAH SATU HATI/SATU AGAMA/SATU SAUDARA (Dalam Islam)".. Semua Adat Istiadat lampung yang berbau Hindu dihapuskan dan disesuaikan dengan budaya Islam.. Maka Lahirlah ADAT SAI BATIN LAMPUNG.. Sedangkan saudara-saudara mereka yang telah pindah dari Sekala Begha sebelum penyempurnaan Adat Istiadat Lampung, mereka masih memegang teguh Tradisi Leluhur yang masih berbau Hindu.. Mereka dikenal dengan ADAT PEPADUN LAMPUNG... Baru ketika zaman kesultanan Banten, sebagin pemuka-pemuka adat Pepadun melakukan siba ke banten, maka sedikit-demi sedikit adat istiadat yg berbau hindu agak di kurangi.. Demikan kurang lebih sejarah singkat kerajaan "Sekala Begha Lampung"..