Selasa, 05 Agustus 2008

Mulang Buka Nonton Sakura

Suatu hal yang tidak dapat dilupakan bagi masyarakat Lampung Barat ketika Idul Fitri (Buka Balak) tiba yaitu nonton Sakura. Pesta Sekura adalah suatu pesta rakyat yang diadakan setiap awal bulan Syawal oleh masyarakat Lampung Barat khususnya daerah di kecamatan Belalau, Baru brak dan Balik Bukit.. Sakura ditampilkan sebagai tarian topeng pada Pesta Sakura yang berlangsung selama satu minggu dimulai dari tanggal 1 Sawal dan seterusnya. Pesta ini merupakan pesta rakyat yang diselenggarakan dalam rangkaian Idul Fitri untuk mengungkapkan rasa syukur, sukacita dan perenungan terhadap sikap dan tingkah laku. Dilihat dari segi penokohannya topeng dalam sekura terdiri dari , dua jenis. yaitu pertama disebut sekura betik yang artinya sekura bersih. Sekura ini sering disebut kedua disebut sekura kamak yang artinya sekura kotor atau sekura jahat.
Sesuai dengan namanya, sekura kecah mengenakan kostum yang bersih dan rapi. Sekura kecah khusus diperankan oleh menghanai (laki-laki yang belum beristri). Sekura ini berfungsi sebagai pemeriah dan peramai peserta. Mereka berkeliling pekon (dusun) untuk melihat-lihat dan berjumpa dengan gadis pujaan. Selain itu sekura ini juga berfungsi sebagai pengawal sanak saudara yang menyaksikan atraksi topeng. Mereka membawa senjata pusaka-kini simbolis saja , sebagai symbol menjaga gadis atau muli bathin (anak pangeran) yang menyaksikan pesta topeng agar terhindar dari sekura kamak yang jahat. Mereka juga menunjukkan kemewahan dan kekayaan materi yang dapat terlihat dari selendang yang dikenakannya. Secara simbolis banyaknya selendang mengartikan sekura itu adalah meghanai yang baik.
Sekura kamak berarti sekura kotor atau sekura jahat dikarenakan mereka mengenakan pakaian dan topeng kotor. Busana yang dikenakan tidak hanya pakaian sehari-hari yang digunakan dalam menggarap kebun, tetapi dapat juga dari segala jenis tumbuhan yang diikatkan di tubuh. Tingkahnya mengundang tawa penonton. Sekura kamak tidak terbatas meghanai , tetapi bisa juga dibawakan oleh pria yang sudah beristri. Mereka berfungsi sebagai penghibur dalam sekuraan. Kadang mereka mengganggu pengunjung yang menonton sekuraan. Sekuraan ini berkeliling kampung untuk kemudian singgah ke rumah-rumah penduduk. Masyarakat yang dikunjungi wajib menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan sekura yang datang ke rumahnya. Dalam pesta sekuraan ini, kadang ditampilkan atraksi pencak silat (silek), nyambai ( menyanyikan bait-bait pantun yang diiringi dengan tetabuhan terbangan (rebana) satu. Pantun ini biasanya ditujukan pada muli (gadis). (Berbagai Sumber).





Tidak ada komentar: