Diriwayatkan didalam Tambo empat orang Putera Raja Pagaruyung Maulana Umpu Ngegalang Paksi tiba di Sekala Brak untuk menyebarkan agama Islam. Fase ini merupakan bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Lampung. Dengan kedatangan Keempat Umpu ini maka merupakan kemunduran dari Kerajaan Sekala Brak Kuno atau Buay Tumi yang merupakan penganut Hindu Bairawa/Animisme dan sekaligus merupakan tonggak berdirinya Kepaksian Sekala Brak atau Paksi Pak Sekala Brak yang berasaskan Islam. Keempat Putera Maulana Umpu Ngegalang Paksi masing masing adalah:
Maulana Umpu Bejalan Di Way
Maulana Umpu Belunguh.
Maulana Umpu Nyerupa.
Maulana Umpu Pernong.
Umpu berasal dari kata Ampu seperti yang tertulis pada batu tulis di Pagaruyung yang bertarikh 1358 A.D. Ampu Tuan adalah sebutan Bagi anak Raja Raja Pagaruyung Minangkabau. Setibanya di Sekala Brak keempat Umpu bertemu dengan seorang Muli yang ikut menyertai para Umpu dia adalah Si Bulan. Di Sekala Brak keempat Umpu tersebut mendirikan suatu perserikatan yang dinamai Paksi Pak yang berarti Empat Serangkai atau Empat Sepakat.
Setelah perserikatan ini cukup kuat maka suku bangsa Tumi dapat ditaklukkan dan sejak itu berkembanglah agama Islam di Sekala Brak. Pemimpin Buay Tumi dari Kerajaan Sekala Brak saat itu adalah seorang wanita yang bernama Ratu Sekerumong yang pada akhirnya dapat ditaklukkan oleh Perserikatan Paksi Pak. Sedangkan penduduk yang belum memeluk agama Islam melarikan diri ke Pesisir Krui dan terus menyeberang ke pulau Jawa dan sebagian lagi ke daerah Palembang. Raja terakhir dari Buay Tumi Sekala Brak adalah Kekuk Suik dengan wilayah kekuasaannya yang terakhir di Pesisir Selatan Krui -Tanjung Cina.
Dataran Sekala Brak akhirnya dikuasai oleh keempat Umpu yang disertai Si Bulan, Maka Sekala Brak kemudian diperintah oleh keempat Umpu dengan menggunakan nama PAKSI PAK SEKALA BRAK. Inilah cikal bakal Kepaksian Sekala Brak yang merupakan puyang bangsa Lampung. Kepaksian Sekala Brak mereka bagi menjadi empat Marga atau Kebuayan yaitu:
Umpu Bejalan Di Way memerintah daerah Kembahang dan Balik Bukit dengan Ibu Negeri Puncak, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Bejalan Di Way.
Umpu Belunguh memerintah daerah Belalau dengan Ibu Negerinya Kenali, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Belunguh.
Umpu Nyerupa memerintah daerah Sukau dengan Ibu Negeri Tapak Siring, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Nyerupa.
Umpu Pernong memerintah daerah Batu Brak dengan Ibu Negeri Hanibung, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Pernong.
Sedangkan Si Bulan mendapatkan daerah Cenggiring namun kemudian Si Bulan berangkat dari Sekala Brak menuju kearah matahari hidup. Dan daerah pembagiannya digabungkan ke daerah Paksi Buay Pernong karena letaknya yang berdekatan.
Suku bangsa Tumi yang lari kedaerah Pesisir Krui menempati marga marga Punggawa Lima yaitu Marga Pidada, Marga Bandar, Marga Laai dan Marga Way Sindi namun kemudian dapat ditaklukkan oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau dengan bantuan lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak. Dari kelima orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya.
Agar syiar agama Islam tidak mendapatkan hambatan maka pohon Belasa Kepampang itu akhirnya ditebang untuk kemudian dibuat PEPADUN. Pepadun adalah singgasana yang hanya dapat digunakan atau didud (Bathara Semar)
Selasa, 05 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Pak, wat si haga ku tanya cutik. Khepa cekhitane mengenai buay benyata? Mana ditulisanmu mak ngedok sai ngebahas hal sedo. Terima kasih.
Periodisasi Sekala Begha Kuno :
Buay Benyata atau Menyata adalah keturunan Sanghyang Sakti Nyata di Pekon Luas Tanoh Unggak Sekala Begha kuno... Beliau merupakan buyut dari Si TambaKukha yang merupakan tokoh pengislam bersama paksi pak (Bejalan diway, Belunguh, Pernong dan Nyerupa)... Sanghyang Sakti Nyata merupakan penggagas terbentuknya "Semenguk Pitu" di kerajaan Sekala Begha Kuno bersama Ratu Sekarmong... Sebagian dari Semenguk Pitu (Kakhai Lutung atau Pemuka/hulu lutung) merupakan penggungsian bangsawan Sriwijaya dari sumsel karena kerajaan tersebut runtuh di sekitar bukit siguntang dan minaga komering...
Namun ketika Bajak laut semakin berkuasa di palembang sampai ke hulu way komering (sekitar ranau dan Krui), maka di utuslah Pangeran Tungkok Pedang untuk memimpin pasukan Sekala begha berperang melawan bajak laut di komering palembang dengan membentuk sebuah paksi yaitu paksi pak tungkok pedang (Puyang Kuasa, Puyang Sakti, Puyang Serata di langit dan Puyang Pandak Sakti)...
Keturunan empat paksi tungkok pedang terutama di daerah komering dan ranau sudah memeluk islam karena adanya penyebar islam di daerah bekas sriwijaya yang dikenal dengan Wali Putih... Salah satu keturunan semenguk pitu dari Liba Haji yang dikenal "Semenguk Mulang Haji" (Umpu Rakihan dan Umpu Sehujan) mencoba untuk mengislamkan saudara mereka di daerah kaki gunung pesagi yang masih beragama Hindu Birawa yang dikenal dengan Buay Tumi dgn Ratu Sekarmong sebagai penguasanya...
Dengan bantuan Umpu Belunguh yang datang dari Tanah Arab, mereka mencoba mengislamkan Ratu Sekarmong beserta pengikut2nya...
Posting Komentar